BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Gan-gan Jatnika, seorang penggiat sejarah dan pendaki gunung asal Kota Bandung, telah menjelajahi berjuta cerita di setiap puncak gunung yang ada di kawasan Bandung Raya. Dia percaya bahwa menjaga dan mempelajari sejarah adalah kunci untuk memahami jati diri dan kebanggaan akan warisan budaya.
“Sejarah adalah akar dan identitas. Mempelajari dan menyukai sejarah bukanlah suatu langkah mundur, tetapi untuk lebih mengenal jati diri dan bangga akan apa yang saat ini kita miliki,” begitu terang Gan-gan.
Gan-gan lahir dan besar di kota Bandung, dikelilingi oleh keindahan alam dan kaya akan sejarah. Hal itulah yang menjadi sumber inspirasinya untuk menjelajahi gunung-gunung yang tersebar di kawasan Bandung Raya.
“Menurut saya, muara dari sejarah adalah menumbuhkan kesadaran untuk merawat dan melestarikan, agar sesuatu yang berharga tidak hilang, demi masa depan yang lebih baik,” tuturnya.
Ketertarikannya pada sejarah dan alam sejak kecil membuatnya aktif dalam berbagai organisasi dan komunitas yang bergerak di bidang pelestarian alam dan sejarah.
Selain menjadi anggota Perhimpunan Pencinta Alam Gribapala-Antapani Bandung, Gan-gan juga bergabung dalam Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB), Pemandu Geowisata Indonesia (PGWI), dan Geowana Ecotourism Ngalalana Tatar Bandung.
Ikuti Berbagai Pelatihan
Gan-gan tidak hanya memiliki kecintaan pada alam dan sejarah, tetapi juga meningkatkan keterampilannya dengan mengikuti berbagai pelatihan di bidang tersebut. Dia pernah mengikuti pelatihan Penulisan Sejarah Kota Bandung yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Serta Pelatihan Pemandu Geowisata yang diselenggarakan oleh PPSDM Geominerba, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Selain kegiatan komunitas, saya juga aktif dalam menggali sejarah gunung-gunung yang ada di kawasan Bandung Raya dan membagikan cerita-cerita tersebut di berbagai media,” ujarnya.
Hasil ekplorasi sejarah dan pendakian gunung tersebut juga akan segera terbit dalam sebuah buku yang berjudul “Lingkung Gunung Bandung #1”. Buku tersebut merupakan kolaborasi Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB) dan media online Bandungbergerak.id.
Adapun dalam menggali sejarah gunung-gunung tersebut, Gan-gan tidak jarang menemui berbagai tantangan. Salah satu tantangannya adalah perbedaan sudut pandang dan pendapat mengenai sejarah. Namun, hal tersebut tidak mengurangi semangatnya untuk terus menjaga dan mempelajari sejarah gunung-gunung Bandung.
Dengan segala pengalaman dan pengetahuannya, Gan-gan berharap dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat. Khususnya dalam melestarikan alam dan kekayaan sejarah yang dimiliki oleh kota Bandung.
“Jangan sungkan membahas sejarah, apalagi sampai anti sejarah. Karena dengan mengetahui sejarah bisa jadi kita menemui jalan keluar dari masalah yang saat ini terjadi, atau juga tidak membuat kesalahan yang sama dengan kisah yang pernah ada dalam di masa lampau.
Dengan sejarah, setidaknya kita bisa menilai apakah saat ini kita lebih baik atau lebih buruk jika dibandingkan masa lalu,”paparnya.
“Ada pepatah klasik “tak kenal maka tak sayang,” sambung Gan-gan, maka dari itu jika sudah tak sayang bagaimana kita mau mempertahankannya.
“Semoga dengan mengenal sejarah dan keragamannya akan membuat warga Bandung mau meningkatkan kebanggaan dan kepeduliannya terhadap alam dan lingkungan. Khususnya di sekitar masing-masing,” pungkasnya. (tiwi)