CLOSE ADS
CLOSE ADS
PASJABAR
Rabu, 21 Mei 2025
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
No Result
View All Result
PASJABAR
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home HEADLINE

Aweuhan Pasundan: Bagian I Politik & Geopolitik “Relevansi Pemikiran Djuanda”

Hanna Hanifah
9 Agustus 2024
pasundan

Tangkapan Layar - Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si. (Foto; Pasjabar)

Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Oleh: Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si.

Paguyuban Pasundan
Ketua Umum Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si. (foto: pasjabar)

BANUDNG, WWW.PASJABAR.COM – Sejarah menunjukkan bahwa Ir H Juanda Kartawidjaja adalah sosok multidimensi dengan visi yang jauh ke depan. Dia adalah manusia Sunda, religius, pendidik, teknokrat, dan negarawan. Juanda adalah seorang guru formal maupun guru bagi banyak tokoh. Sebagai guru formal, dia aktif dalam organisasi Muhammadiyah, dan pernah menjadi Direktur Sekolah Menengah Moehammadjjah Djakarta hingga 1937.

Sebagai manusia Sunda, pandangannya bisa kita tangkap dari pernyataannya dalam acara “Pangemoet-ngemoet Ngadegna Pagoejoeban Pasoendan 25 Taoen (1940)”.

”Halna Pasoendan pohara katarikna koe oeroesan pangadjaran djeung didikan pikeun Rahajat, dilantarankeun koe toedjoeanana noe ngaradegkeun eta Pagoejoeban, nja eta: ngadjoengdjoeng bangsa Indonesia pikeun ngoedag angen-angenna noe leuwih loehoer tina hal papar€ntahan nagara, €conomie djeung sociaal. Ngarangsodkeun harkat daradjat bangsana sina sadjadjar djeung bangsa2 noe sawawa.” (Paguyuban Pasundan: PP sangat tertarik terhadap masalah pengajaran dan pendidikan untuk rakyat, sebab berkaitan dengan tujuan pendirian paguyuban tersebut, yaitu untuk menjunjung bangsa Indonesia agar bisa mencapai cita-cita luhur dalam hal pemerintahan, ekonomi dan sasial, serta meningkatkan martabat bangsa agar sejajar dengan bangsa-bangsa yang telah dewasa).

Ketertarikannya bergabung dengan PP menurut buku Ir H Djuanda (2001) adalah karena, “Perkenalannya dengan Otto Iskandar Dinata dan para anggota pengurus organisasi itu.” Namun, besar kemungkinan sebelumnya sejak menjadi mahasiswa THS (ITB sekarang) atau bahkan masa-masa sekolah menengahnya, ia telah bersentuhan dengan PP melalui salah satu medianya, Sipatahoenan. Dalam Ensiklopedi Sunda disebutkan bahwa Djuanda ”sebagai mahasiswa lambat laun tertarik kepada masalah kemasyarakatan dan politik berkat membaca surat kabar Sipatahoenan dan mendengarkan pidato Ir Soekarno, Ketua PNI.

Baca juga:   Membaca Ulang Peran Paguyuban Pasundan: Dari Budaya ke Digitalisasi

Di lain pihak, Soekarno juga jatuh hati kepada tokoh kalem kelahiran Tasikmalaya, 14 Januari 1911 ini. Sejak tahun 1946 hingga 1962, Soekarno menugaskan dia dalam berbagai posisi, menteri perhubungan, menteri pekerjaan umum, menteri pertahanan, menteri perecanaan, dan perdana menteri. Bila Soekarno ke luar negeri, Djuanda adalah pelaksana tugas presiden. Tidak heran, almarhum dijuluki sebagai “Menteri Maraton,” yaitu tokoh yang terus-menerus diberi kepercayaan.

Sebagai menteri dengan portofolio ekonomi, infrastruktur, dan pertahanan Djuanda bisa mengadministrasi pembangunan dengan baik. Dia memimpin pengambilalihan kereta api dari Jepang, membangun pelabuhan udara Angkatan Laut di Surabaya, Bendungan Jatiluhur, dan lain-lain. Bisa dikatakan, dia adalah arsitek ekonomi Indonesia. Ketika Juanda wafat pada 7 November 1963, Soekarno sangat kehilangan. Robert Cribb dan Audrey Kahin dalam Kamus Sejarah Indonesia menulis, sepeninggal Djuanda, Soekarno tak punya lagi kebijakan ekonomi pada era akhir Demokrasi Terpimpin.

Pada 13 Desember 1957, Perdana Menteri Djuanda kepada dunia mengumumkan bahwa segala perairan di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau di dalamnya, dengan tidak memandang luas atau lebarnya, merupakan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Deklarasi Juanda ini digodok oleh Kol Laut RMS Pirngadi, Mochtar Kusumaatmadja, dan Hasjim Djalal.

Baca juga:   Faza Mahasiswi FT Unpas : Berusaha Maksimal, Raih yang Terbaik!

Pengumuman ini tentu ditentang dunia, terutama oleh Amerika, Inggris, Australia, Jepang, dan Selandia Baru. Negara-negara ini sangat berkepentingan untuk mengeksploitasi laut-laut luar maupun laut antarpulau nusantara. Sepeninggal Djuanda, Mochtar dan Hasjim memperjuangkan konsep ini dalam perdebatan Konvensi Hukum Laut (UNCLOS) III yang berlangsung 1973 hingga 1982. Konvensi yang menggantikan Konvensi Hukum Laut 1958 ini menerima Deklarasi Djuanda. Luas NKRI bertambah, dari 2 juta kilometer persegi menjadi 5,1 juta km persegi.

Meski sudah menjadi tokoh nasional dan negarawan, Djuanda tetap memperhatikan nasib Tatar Sunda dan Ki Sunda. Dalam hal ini, antara lain, dia aktif sebagai Ketua Panitia Penolong Korban Kekacauan di Jawa Barat akibat pemberontakan DII/TII. Bersama antara lain dengan Sanusi Harjadinata, Didi Kartasasmita, Syafruddin Prawiranegara, dan Iwa Kusumasumantri, mendirikan Yayasan Pembangunan Jawa Barat pada 10 April 1956. Sebagaimana dicatat Ensiklopedi Sunda, pendirian yayasan tersebut, sebagai pengupayaan kesejahteraan serta pembangunan di Jawa Barat, juga untuk memelihara, melestarikan, dan mengembangkan kebudayaan daerah Sunda untuk kejayaan nasional Indonesia.

Kekinian

Sekarang ini Indonesia sedang menghadapi persoalan domestik dan internasional. Persoalan dalam negeri di antaranya pembangunan infrastruktur seperti jalan, rel kereta, bandara, bendungan, dan pembangkit listrik. Berbagai negara seperti Cina, Amerika, Jepang, dan negeri-negeri Timur Tengah melihat Indonesia sebagai lahan investasi yang menarik. Selain itu, pemerintah juga sedang mengamankan wilayah laut dari pencurian ikan.

Baca juga:   Paguyuban Pasundan dan Pascasarjana Unpas Tandatangani MoU Program DPLK dengan Bank bjb

Persoalan internasional yang sangat dekat sekarang adalah menguatnya Cina di kawasan Asia Pasifik. Satu dekade lalu, Cina masib disibukkan dengan pembangunan dalam negerinya sehingga tidak punya cukup waktu untuk bersuara keras dalam sengketa wilayah laut di Laut Cina Selatan. Kini Beijing dengan angkatan lautnya yang sangat kuat, sudah hadir di kawasan ini. Laut Cina Selatan bisa menjadi bara api.

Melihat perkembangan domestik dan regional ini, sangat terasa betapa visi Djuanda yang oleh majalah Kementerian Keuangan dijuluki Satu Nama dengan Seribu Jasa” ini, masih sangat relevan.

Mengadministrasi pembangun infrastruktur, mengelelola keuangan, sambil menjaga kedaulatan bangsa di tengah gejolak dunia adalah upaya yang tidak mudah. Ada baiknya para pengelola negara ini membaca bagaimana seorang Djuanda bisa mengelola pembangunan di tengah suasana pemberontakan dalam negeri, kesulitan keuangan, dan dalam tekanan perang dingin Barat vs Timur.

Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dengan Keppres No 126 Tahun 2001, mencanangkan tanggal 13 Desember sebagai Hari Nusantara. Paguyuban Pasundan berharap agar nilai-nilai Djuanda ini terus digali, disosialisasikan, dan dibudayakan karena Djuanda adalah sosok manusia Indonesia seutuhnya, setia pada akar budaya, religius, cerdas, dan negarawan. (han)

Print Friendly, PDF & Email
Editor:
Tags: Milangkala Paguyuban Pasundan Ke-111paguyuban pasundanpasundan


Related Posts

Mendikti Paguyuban Pasundan
HEADLINE

Mendikti Ajak Paguyuban Pasundan dan Unpas Majukan Teknologi Industri

13 Mei 2025
Fadli Zon
HEADLINE

Fadli Zon Sebut Paguyuban Pasundan Miliki Peran Penting dalam Menjaga Literasi Budaya

28 April 2025
burhanuddin
HEADLINE

Jaksa Agung ST Burhanuddin: Saatnya Tokoh Sunda Bangkit dan Ambil Peran Strategis

14 April 2025

Recommended

Jelang Ajang APFI 2023 Kota Bogor Siap Jadi Tuan Rumah

Jelang Anugerah APFI 2023 Kota Bogor Siap Jadi Tuan Rumah

3 tahun yang lalu
Tabrakan Truk di Jalur Cipatat

Tabrakan Truk di Jalur Cipatat

4 bulan yang lalu
Fabio Quartararo Tuntut Sikap Profesional Yamaha

Fabio Quartararo Tuntut Sikap Profesional Yamaha

2 tahun yang lalu
Bidik Target, Jabar Pantau Terus Vaksinasi Guru dan Tendik

Bidik Target, Jabar Pantau Terus Vaksinasi Guru dan Tendik

4 tahun yang lalu

Categories

  • CAHAYA PASUNDAN
  • HEADLINE
  • PASBANDUNG
  • PASBISNIS
  • PASBUDAYA
  • PASDUNIA
  • PASFINANSIAL
  • PASGALERI
  • PASHIBURAN
  • PASJABAR
  • PASKESEHATAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASOLAHRAGA
  • PASPENDIDIKAN
  • PASTV
  • PASVIRAL
  • RUANG OPINI
  • TOKOH
  • Uncategorized
No Result
View All Result

Trending

Juventus Incar Tiket UCL di Laga Terakhir
HEADLINE

Juventus Incar Tiket UCL di Laga Terakhir

20 Mei 2025

www.pasjabar.com -- Juventus semakin dekat dengan tiket Liga Champions usai meraih kemenangan 2-0 atas Udinese. Namun, Direktur...

Jalan Terakhir Tottenham dan MU ke Liga Champions

Jalan Terakhir Tottenham dan MU ke Liga Champions

20 Mei 2025
Amex Stadium Jadi Neraka Bagi Big Six

Amex Stadium Jadi Neraka Bagi Big Six

20 Mei 2025
Siswa Panca Waluya Ikuti Upacara Harkitnas

Siswa Panca Waluya Ikuti Upacara Harkitnas

20 Mei 2025
Liverpool Takluk 2-3 dari Brighton Usai Pastikan Gelar Juara

Liverpool Takluk 2-3 dari Brighton Usai Pastikan Gelar Juara

20 Mei 2025

Highlights

Siswa Panca Waluya Ikuti Upacara Harkitnas

Liverpool Takluk 2-3 dari Brighton Usai Pastikan Gelar Juara

Program TJSL KAI Daop 2 Dukung Masyarakat dan Alam

PTDI Perkuat Kerja Sama Dirgantara di LIMA 2025 Malaysia

Ramadhan Sananta Tiba di Bali untuk TC Timnas Indonesia

SPDP Kasus Ridwan Kamil Diterima Kejati Jabar

PASJABAR

© 2018 www.pasjabar.com

Navigate Site

  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Alamat Redaksi & Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI

© 2018 www.pasjabar.com

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.