BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Memasuki musim Penerimaa Peserta Didik Baru (PPDB) 2023, ada perubahan mindset orang tua dalam memasukan putra-putrinya ke sekolah swasta yang memberikan jaminan yang baik.
Fenomena beberapa orang tua yang kemampuan ekonomi baik lebih memilih swasta yang memberikan layanan dan fasilitas pembelajaran dan pendidikan yang lebih baik.
“Untuk ibu-ibu muda yang mengerti pendidikan, sekarang lebih memilih memasukan anaknya ke SD swasta dibandingkan ke negeri,” ujar ketua Tim PPDB Kota Bandung, Edy Suparjoyo kepada wartawan, Kamis (25/5/2022).
Salah satu indikatornya, berdasarkan survei, dari beberapa sekolah swasta katagori menengah ke atas, ternyata antrean daftar tunggu cukup banyak. Artinya minat orang tua yang ingin memasukan anaknya ke sekolah swasta dengan fasilitas baik, cukup tinggi.
Mereka para orang tua ingin layanan pendidikan yang berkualitas demi masa depan putra-putrinya terjamin dengan baik.
Edy mengatakan, sekolah yang dipilih oleh orang tua muda yang baru pertama memasukan putranya ke sekolah rata-rata adalah sekolah yang relatif mahal dengan kategori menengah ke atas.
“Dengan uang sekolah yang mahal, pastinya mereka menawarkan sarana dan prasarana yang lengkap dan baik untuk putra-putrinya. Itu lah yang sekarang banyak dipilih oleh orang tua,” jelasnya.
Selain itu, ada juga orang tua murid yang tidak suka dengan pola pembelajaran di SD Negeri, yang menggunakan pola belajar dua sift. Sehingga ada kelas sore. Sementara di sekolah swasta jarang sekolah sore, bahkan mereka sekolah full day.
“Sekolah dengan jadwal dua sift juga menjadi alasan orang tida tidak memilih menyekolahkan anaknya di negeri,” tegas Edy.
Meski demikian, lanjut Edy, bukan berarti SD Negeri ditinggalkan. Edy mengatakan peminat SD negeri tetap banyak.
Masih Adakah SD Negeri yang Kekurangan Murid?
Disinggung mengenai masih ada SD Negeri yang kekurangan murid, Edy mengatakan, tahun lalu memang ada SD negeri yang belum terpenuhi kuota satu rombongan belajar (rombel).
“Satu rombel SD kan jumlahnya kira-kira 28 orang. Ada sekitar 4 sekolah yang belum memenuhi kuota ini. Diantaraya, SD Cidadap, Kopo, Sukaraja dan SD Putrako, tetapi akhirnya bisa terpenuhi setelah ada limpahan dari SD lain yang penuh” terangnya.
Namun, hal ini bukan karena orang tua tidak berminat ke sekolah negeri, namun karena dalam radius tertentu, tidak ada anak usia sekolah jenjang sekolah dasar di wilayah tersebut. Namun, kondisi ini bisa berubah dan bisa terjadi di sekolah lain. Karena untuk anak usia SD masih menggunakan sistem zonasi
“Jadi memang sebaran penduduk usia SD di lingkungan sekolah tersebut tidak ada,” jelasnya. (put)