BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyoroti manfaat puasa tidak hanya dari sisi spiritual, tetapi juga dalam meningkatkan kesehatan mental.
Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Imran Pambudi mengungkapkan. Bahwa berbagai penelitian menunjukkan puasa dapat mengurangi stress. Meningkatkan pengendalian diri, serta memperkuat kesehatan psikologis individu.
“Berbagai penelitian terbaru mengungkapkan bagaimana puasa dapat mengurangi tingkat stress. Meningkatkan pengendalian diri, dan memperkuat kesehatan psikologis individu,” ujar Imran dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (21/3/2025), dilansir dari Antara.
Salah satu penelitian yang dilakukan di MAN 2 Kota Cilegon pada 2019 menunjukkan bahwa praktik puasa berkontribusi sebesar 98,01%. Terhadap peningkatan kesehatan mental siswa.
Studi ini menyoroti bagaimana pengendalian diri dan peningkatan spiritualitas selama puasa membantu siswa dalam regulasi emosi yang lebih baik.
Selain itu, penelitian dari Universitas Sirjan Azad mengungkap bahwa individu yang berpuasa memiliki pengendalian diri lebih kuat. Yang berdampak positif terhadap ketenangan dalam menghadapi tekanan hidup.
Manfaat puasa juga terbukti secara ilmiah dalam kesehatan otak. Puasa meningkatkan produksi Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF). Protein yang mendukung pertumbuhan dan regenerasi sel otak.
BDNF berperan dalam meningkatkan daya ingat, memperbaiki fungsi kognitif. Serta melindungi otak dari penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Selain itu, puasa memicu proses autofagi, mekanisme alami tubuh dalam membersihkan sel-sel rusak, termasuk di otak.
Puasa Kurangi Hormon Stress
Penelitian dari National Library of Medicine (2024) juga mendukung temuan bahwa puasa membantu mengurangi hormon stress. Seperti kortisol, yang membuat tubuh lebih rileks.
Peningkatan hormon kebahagiaan seperti serotonin dan endorfin selama puasa juga berkontribusi pada suasana hati yang lebih positif. Mirip dengan efek setelah berolahraga.
Meski demikian, puasa juga dapat berdampak pada mereka yang memiliki gangguan mental berat seperti skizofrenia.
Oleh karena itu, dukungan keluarga dan komunitas sangat penting bagi mereka. Agar tetap menjalani bulan suci Ramadan dengan baik.
“Puasa yang dilakukan dengan benar tidak hanya memperkuat kesehatan fisik. Tetapi juga menciptakan harmoni antara tubuh, pikiran, dan jiwa,” ujar Imran.
Para ahli merekomendasikan beberapa langkah agar puasa lebih optimal bagi kesehatan mental. Seperti menetapkan tujuan spiritual, berlatih mindfulness, menjaga pola hidup sehat, dan berbagi pengalaman dengan komunitas. (han)