CLOSE ADS
CLOSE ADS
PASJABAR
Rabu, 14 Mei 2025
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
No Result
View All Result
PASJABAR
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home PASPENDIDIKAN

Perspektif Konflik Buaya dan Manusia Terhadap Kearifan Lokal Masyarakat Bangka

Tiwi Kasavela
19 Januari 2023
Perspektif Konflik Buaya dan Manusia Terhadap Kearifan Lokal Masyarakat Bangka

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, Heri (ist)

Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

BANGKA, WWW.PASJABAR.COM– Bangka Belitung adalah Provinsi yang dikenal dengan penghasil timah terbesar di Indonesia.

Aktifitas tambang timah di Bangka Belitung sudah dimulai dari masa lampau dan memiliki peran penting dalam tersedianya lapangan pekerjaan oleh banyak masyarakat di Bangka Belitung. Kegiatan penambangan timah di Pulau Bangka dimulai tahun 1711, di Pulau Singkep tahun 1812 dan di Pulau Belitung tahun 1852(Suryadi 2016).

Khususnya Masyarakat Pulau Bangka yang memanfaatkan sumber daya timah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, Dengan semakin banyaknya kawasan yang dialih fungsikan menjadi lahan pertambangan timah.

Hal ini menyebabkan semakin banyaknya lahan dan aliran sungai yang rusak di pulau Bangka. Data menunjukkan bahwa sebagian besar sungai di Bangka dalam kondisi rusak dan kritis (Bangkapos, 19 April 2011).

Daerah aliran sungai merupakan salah satu tempat habitat dari berbagai macam spesies satwa liar. Salah satunya adalah satwa liar jenis Buaya Muara (Crocodilus porosus ) yang dimana sekarang ini habitatnya telah mengalami kerusakan akibat aktivitas pertambangan timah masyarakat yang merusak ekosistem perairan tawar terutama ekosistem sungai.

Kerusakan habitat ini tidak hanya berdampak pada keanekaragaman jenis yang ada di ekosistem sungai namun juga berdampak kepada masyarakat yang berada dekat dengan aliran sungai. Karena rusaknya habitat satwa, memicu terjadinya konflik antara satwa liar dan manusia. Konflik satwa liar dan manusia merupakan suatu permasalahan yang kompleks, dimana dalam hal ini bukan hanya keselamatan manusia yang diutamakan tetapi juga keselamatan satwa liar itu sendiri (Lestari et al, 2020).

Baca juga:   Gabung Yuk! Oprec FOKAB Sudah Dibuka, Kegiatan Seru Menanti

Akrivatas pertambangan timah tentunya menyebabkan ekosistem sungai menjadi rusak yang mengakibatkan hilangnya pakan alami buaya seperti ikan-ikan dan sebagainya.

Kerusakan habitat dan hilangnya sumber pakan alami satwa menyebabkan satwa menjadi terdesak dan mencari area jelajah baru.

Area jelajah buaya muara cukup luas, meliputi wilayah perairan seperti sungai, laut serta muara hingga beberapa ratus kilometer ke wilayah daratan (Ardiantiono et al, 2015).

Daerah aliran sungai ini merupakan sumber kehidupan bagi mayoritas masyarakat daerah karena banyaknya aktivitas masyarakat yang dilakukan di kawasan aliran sungai.

Aktivitas seperti mandi, mencuci, memancing dan menjaring ikan, hingga menambang umum dilakukan masyarakat di kawasan aliran sungai. Hal ini menjadi pemicu terjadinya konflik antara buaya dan masyarakat.

Maraknya konflik antara Buaya dan manusia tentunya harus ditanggulangi dengan diadakannya Mitigasi di kawasan yang telah terjadi konflik maupun kawasan yang berpotensi terjadinya konflik buaya dan manusia. Di beberapa Daerah yang ada di Pulau Bangka untuk mitigasi itu sendiri, masyarakat punya cara sendiri dalam menanggulangi konflik antara manusia dan buaya. Walaupun kearifan lokal yang dipercayai masyarakat belum bisa dikatakan sepenuhnya tepat dalam penanggulangan konflik yang terjadi, karena sifatnya yang normatif atau tidak tertulis, diduga banyak sekali kearifan lokal masyarakat yang belum diketahui, terutama dalam konteks ilmiah (Muslih et al, 2014).

Baca juga:   Dosen Unpas yang Terlibat Sunda Empire Sudah Tak Mengajar 10 Tahun Lalu

Seperti Kearifan lokal yang ada di Desa Kayu Besi Kecamatan Sungailiat, upaya mitigasi yang dilakukan berupa kearifan lokal desa yang harus dipatuhi agar tidak menimbulkan terjadinya konflik.

Kearifan lokal tersebut berupa pantangan dan penangkapan hingga membunuh buaya yang mengganggu dan memangsa manusia yang mana hal-hal tersebut masih dipercaya dan dilakukan masyarakat desa hingga saat ini.

Namun tidak jarang juga ada beberapa oknum masyarakat yang melanggar pantangan tersebut.

Kearifan lokal yang ada di Desa Kayu Besi yaitu, pantangan membawa pisang dan telur ke kawasan perairan seperti sungai, kulong, dan muara, dan proses penangkapan dan membunuh buaya yang telah mengganggu dan memangsa manusia dilakukan oleh orang ahli buaya di desa yang disebut “Pawang”.

Pawang adalah orang yang memang turun temurunnya telah ahli dalam menangani buaya.

Dalam proses membunuh buaya pawang yang dipercayai masyarakat punya ritual tersendiri, dimana buaya yang terlibat dalam konflik akan dibunuh dengan cara memotong kepala buaya , untuk bagian kepala dan badan dipisahkan.

Setelah itu bagian kepala dan badan dikuburkan di tempat yang berbeda , hal ini dipercayai jika buaya tersebut adalah makhluk gaib yang menjaga sungai kawasan mereka.

Jika dikuburkan di tempat yang sama maka buaya tersebut bisa hidup kembali dan akan membalaskan dendamnya kembali.

Baca juga:   Penuh Khidmat, Tasmiyah Massal Peringati Maulid Nabi di Bangka

Kearifan lokal yang dibuat dan dipatuhi oleh masyarakat desa tentu saja bertujuan untuk menghindarkan masyarakat desa dari gangguan dan serangan buaya yang dapat menyebabkan terjadinya konflik.

Namun, upaya tersebut belum tepat dan kurang optimal dikarenakan belum adanya kesadaran dari masyarakat untuk tidak merusak ekosistem perairan dan habitat buaya. Berdasarkan data hasil survei dan wawancara, belum adanya upaya mitigasi konflik yang tegas seperti pemetaan habitat buaya dan pemasangan tanda bahaya di habitat buaya.

Selain itu juga belum adanya upaya edukasi masyarakat terkait konflik satwa liar dan manusia di desa tersebut sehingga masyarakat belum terbuka tentang kondisi konflik buaya dan manusia serta upaya mitigasi yang dilakukan.

Walaupun dari segi kearifan lokal masyarakat sudah membuat peraturan yang harus diikuti dan memiliki tujuan untuk menghindari dari keganasan gangguan buaya yang menyebabkan konflik.

Namun seharusnya upaya Mitigasi yang sesuai dengan prosedur bisa diberikan kepada masyarkat.

Misalnya seperti pemasangan papan peringatan tentang kawasan yang didiami predator buaya. Hal ini perlu menjadi perhatian aparatur pemerintahan desa dan daerah agar dapat melakukan upaya-upaya pencegahan agar konflik antara buaya dan manusia bisa terminimalisir dengan baik.

Ditulis oleh Mahasiswa Program Studi Konservasi Sumber Daya Alam
Fakultas Teknik dan Sains
Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, Heri.

(*/tiwi)

Print Friendly, PDF & Email
Editor: Tiwi Kasavela
Tags: bangkaKearifan Lokal


Related Posts

Kearifan Lokal Dukung Pengembangan Parekraf Berkelas Dunia
PASNUSANTARA

Kearifan Lokal Dukung Pengembangan Parekraf Berkelas Dunia

28 Februari 2023
Keren! BERIMAN di Bangka Konsisten Bantu Masyarakat
Uncategorized

Keren! BERIMAN di Bangka Konsisten Bantu Masyarakat

23 Oktober 2021
Penuh Khidmat, Tasmiyah Massal Peringati Maulid Nabi di Bangka
PASNUSANTARA

Penuh Khidmat, Tasmiyah Massal Peringati Maulid Nabi di Bangka

22 Oktober 2021

Recommended

25 Kasus Covid Terkonfirmasi Positif di Kota Bandung

25 Kasus Covid-19 Terkonfirmasi Positif di Kota Bandung

1 tahun yang lalu
H. Anwar Albatawie Berpulang, Pencak Silat Indonesia Berduka

H. Anwar Albatawie Berpulang, Pencak Silat Indonesia Berduka

4 tahun yang lalu

Bundesliga Liga Sepakbola Pertama Dunia yang Bakal Kembali Digelar Pasca COVID-19

5 tahun yang lalu
Karang Setra Waterland Diserbu Ribuan Wisatawan

Karang Setra Waterland Diserbu Ribuan Wisatawan

1 bulan yang lalu

Categories

  • CAHAYA PASUNDAN
  • HEADLINE
  • PASBANDUNG
  • PASBISNIS
  • PASBUDAYA
  • PASDUNIA
  • PASFINANSIAL
  • PASGALERI
  • PASHIBURAN
  • PASJABAR
  • PASKESEHATAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASOLAHRAGA
  • PASPENDIDIKAN
  • PASTV
  • PASVIRAL
  • RUANG OPINI
  • TOKOH
  • Uncategorized
No Result
View All Result

Trending

Nikola Jokic
HEADLINE

Satu Menit Yang Bikin 44 Poin Nikola Jokic Percuma

14 Mei 2025

WWW.PASJABAR.COM - Inilah NBA, tim yang unggul sejak kuarter pertama hingga kuarter tiga, belum tentu menjadi pemenang,...

dji mavic 4 pro

Drone DJI Mavic 4 Pro Resmi Dirilis, Ini Spesifikasi dan Harganya

14 Mei 2025
posisi tidur

Dokter: Posisi Tidur Tepat Cegah Nyeri Punggung Kronis

14 Mei 2025
persib bandung

Pelatih Persib Bandung Bojan Hodak soal Saddil Ramdani: Saya Suka!

14 Mei 2025
Persib Bandung

Kans Bermain Dedi hingga Igbonefo di Laga Sisa Persib Bandung

14 Mei 2025

Highlights

Pelatih Persib Bandung Bojan Hodak soal Saddil Ramdani: Saya Suka!

Kans Bermain Dedi hingga Igbonefo di Laga Sisa Persib Bandung

Perpisahan Pahit Ciro Alves dengan Persib

Jalan Asia Afrika Masih Dipadati Wisatawan

Knicks Kalahkan Celtics, Warriors Kritis Tanpa Curry

Arus Balik Waisak Padati Tol Pasteur Bandung

PASJABAR

© 2018 www.pasjabar.com

Navigate Site

  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Alamat Redaksi & Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI

© 2018 www.pasjabar.com

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.